Social Icons

Saturday, October 17, 2015

Mengenal I-Doser, Aplikasi Yang Mempunyai Efek Seperti Narkoba


Aplikasi yang bernama I-Doser ini tengah hangat dibicarakan oleh masyarakat, karena banyak orang berpendapat jika aplikasi berbahaya ini dapat merusak otak dan membuat pendengarnya kecanduan seperti narkoba. Namun seperti apa cara kerja aplikasi tersebut?

I-Doser merupakan aplikasi yang menawarkan gelombang suara khusus, yang dapat diputar pada pemutar CD, MP3, ponsel dan komputer. Cara kerja aplikasi ini adalah dengan menyajikan gelombang suara khusus, yang dapat berupa dengungan monoton yang berdurasi 30 hingga 40 menit. Ditambah lagi ketika Anda menggunakan headphone, frekuensi gelombang suara khusus ini akan memengaruhi gelombang otak yang dapat membantu Anda untuk melakukan relaksasi.

Teori sederhananya, yaitu gelombang suara khusus ini dengan frekuensi tertentu akan ditransmitkan ke telinga, melalui gendang telinga yang kemudian akan berakhir di otak. Selanjutnya melalui binaural yang frekuensinya berbeda ini dapat membantu Anda untuk melakukan relaksasi.

Pada awalnya konsep binaural ini telah ditemukan oleh Heinrich Wilhelm Dove pada tahun 1839, yang kemudian booming pada abad 20 ini. Saat itu, konsep ini digunakan untuk relaksasi, meditasi, dan kreativitas. Namun saat ini, konsep ini disalahgunakan oleh beberapa orang, yang menyebabkan kecanduan yang berbahaya, seperti layaknya kecanduan narkoba.



Meski telah ditetapkan oleh BNN (Badan Narkotika Nasional) bukan sebagai produk narkoba, namun beberapa video menunjukkan bahwa efek binaural beats (audio yang ditawarkan oleh beberapa penyedia layanan seperti i-doser) bisa berakibat seseorang seperti teler. Efek ini bisa saja timbul karena si pendengarnya memperoleh frekuensi yang tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan seperti halnya untuk penggunaan pengobatan alternatif atau hipnoterapi.

Jadi tak heran jika masih banyak kontra terhadap layanan aplikasi tersebut. Ada beberapa hal nyeleneh yang dilakukan oleh i-doser, di antaranya;

Menggunakan nama produk narkoba.

 
Ini jelas terlihat di situs i-doser. Nama-nama barang haram dijadikan sebagai istilah untuk menyebut produk binaural beats mereka. Bahkan diperlihatkan pula foto barang haram tersebut. Kendati digunakan sebagai sebuah bahasa pemasaran, namun cara seperti ini salah besar. Bahkan sangat menggiring konsumen untuk mencoba.

Penjelasan yang identik dengan narkoba.

 
Selain nama dan foto, situs ini juga menjelaskan secara rinci efek penggunaan paket audio mereka (yang disebut juga dengan istilah “dose” atau dosis). i-doser bak menjelaskan keuntungan mendegar binaural beats mereka seperti efek-efek pada narkoba. Artinya bagi konsumen yang tak paham, bisa terjadi salah kaprah. Mungkin menyesatkan.

Riset tanpa pembuktian dari institusi terkait.

 
Kendati i-doser menjelaskan bahwa binaural beats ciptaannya telah mengalami proses riset, tetapi tidak dijelaskan sumber penelitian. Bahkan beberapa riset dari sejumlah lembaga pendidikan menyatakan apa yang dijelaskan oleh i-doser tidak terbukti. Start up ini juga menampilkan hasil jajak pendapat, yang menyatakan mayoritas konsumen merasa ok-ok saja. Tetapi, situs ini tidak menyediakan polling itu secara transparan.

Harga beats/dose mahal.

 
Yang terakhir ini tak terlalu prinsip. Tetapi jika Anda coba bandingkan harga sebuah lagu MP3 resmi dan legal tak ada yang dijual lebih dari 5 dolar per lagu. Maka, dengan harga yang bervariatif (bahkan ada yang seharga30 dolar), rasanya Anda perlu berpikir untuk apa buang uang demi sesuatu yang tak akan menghibur Anda.

 Sampai kini, di Amerika, setelah lebih dari lima tahun beroperasi, i-doser belum pula mendapat sedikitnya peringatan dari regulator. Sementara arus ketidaksukaan justru lebih kerap muncul ke permukaan. Salah sebuah lembaga antinarkoba Oklahoma juga termasuk yang protes akan kehadirannya. 


Share on :

No comments:

Post a Comment