Monday, August 12, 2013
Makanan yang Disajikan di Pesawat Terasa Kurang Enak, Kenapa?
Banyak orang merasa tak puas dengan makanan yang disajikan di pesawat. Di lidah mereka, hidangan tersebut tak pernah enak. Apakah Anda juga merasa begitu? Ternyata, hal ini bisa dijelaskan secara ilmiah.
Menurut studi maskapai Jerman Lufthansa pada 2010, sebelum lepas landaspun kelembapan di kabin menurun hingga sekitar 12%. Saat di ketinggian, kombinasi udara yang kering dan perubahan tekanan mengurangi sensitivitas indra pengecap kita.
Makanya, persepsi kita akan rasa asin dan manis turun sampai 30% saat pesawat mengudara. Jika Anda menyantap makanan yang sama pada ketinggian setara permukaan laut, Anda akan terkejut menyadari betapa banyak bumbu yang diberikan dalam hidangan tersebut.
Namun, bukan itu saja faktor penyebab makanan terasa kurang enak di pesawat. Secara keseluruhan, lezat atau tidaknya suatu hidangan ditentukan oleh rasa dan aroma.
“Ketika Anda memasukkan sesuatu ke mulut, uapnya melewati nasopharynx untuk mencapai reseptor penciuman di hidung,” jelas Dr. Tom Finger, direktur Rocky Mountain Taste and Smell Center, seperti diberitakan NBC News (02/08/13).
Tekanan kabin menyebabkan membran lendir kita membengkak, menghambat saluran pernafasan. Sama saja seperti saat hidung kita tersumbat, kita merasa makanan jadi kurang sedap. Selain itu, tekanan kabin juga mengurangi kemampuan molekul bau menguap dan masuk ke hidung.
Udara yang kering juga mengurangi kemampuan hidung kita menghirup aroma makanan. Biasanya, bau dikirimkan ke reseptor penciuman di hidung lewat lapisan lendir. Ketika rongga hidung kering, efisiensi bau yang dideteksi oleh otak jadi berkurang. “Ketika Anda kehilangan komponen penciuman, Anda juga kehilangan banyak komponen rasa makanan,” kata Finger.
Selain beberapa faktor tadi, studi di jurnal Food Quality and Preference 2011 juga memberikan hipotesis alternatif di balik hambarnya makanan pesawat, yakni deru mesin pesawat yang kencang dan konstan.
Sebanyak 48 partisipan diminta ngemil makanan asin dan manis sambil mendengarkan keheningan atau white noise (suara yang konstan) lewat headphone. Mereka diminta menilai intensitas rasa dan beberapa karakteristik lain.
Ternyata, makanan yang dinikmati sambil mendengarkan white noise dirasa kurang asin dan kurang manis dibandingkan jika tak mendengarkan apa-apa. Namun, white noise meningkatkan persepsi kerenyahan. Menurut peneliti dari University of Manchester, suara bising membuat para partisipan sulit berkonsentrasi pada rasa dan sifat makanan mereka.
Meski dihadapkan pada faktor-faktor di luar kendali tersebut, beberapa maskapai tetap berusaha membuat sajian pesawat yang lebih enak. Contohnya adalah British Airways yang menciptakan kantung teh khusus untuk digunakan di ketinggian 11 km.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment