Thursday, August 15, 2013
Kisah Raket yang Rusak
Seorang anak laki-laki tanpa sengaja merusak raket milik ayahnya. Karena takut, ia menyembunyikan raket itu di bawah tempat tidur dalam kamarnya.
Setiap kali ayahnya memasuki kamar, hati sang anak ketakutan. Ia sengaja duduk di atas tempat tidur, khawatir sang ayah mengangkat tempat tidur kemudian menemukan raket
yang ia rusak. Karena itulah ia selalu berusaha memindahkan raket yang ia rusak ke tempat lain sesering mungkin, dengan harapan sang ayah tidak akan dapat menemukannya.
Sejauh ini semuanya selalu bisa diatasi dengan baik. Kesalahannya tetap tertutup rapat-rapat di depan ayahnya. Namun, selama itu pula hatinya tidak tenang. Setiap saat rasa bersalah muncul dan menghakiminya. Kemana pun ia pergi, hatinya selalu tertuju kepada raket sang ayah yang pernah ia rusakkan.
Semakin sering ia memindahkan raket yang ia rusak, ia semakin gelisah, karena itu berarti semakin sedikit tempat yang memungkinkan ia menyembunyikan raket rusak itu. Dalam ketertekanannya, akhirnya ia mengambil raket rusak itu, membawanya di tangan kanannya, kemudian mendatangi ayahnya dengan takut.
Setelah berada di depan ayahnya, ia pun berkata sambil menunjukkan raket rusaknya, "Ayah, maafkan aku karena telah merusak raket Ayah, aku siap untuk dihukum."
Mendengar pengakuan anaknya, sang Ayah membungkuk dan berkata, "Nak, Ayah sudah tahu semua itu dari minggu lalu, Ayah hanya menunggu kamu mempunyai keberanian untuk mengakuinya. Sekarang Ayah hendak berkata kepadamu bahwa Ayah memaafkanmu." Kalimat terakhir dari sang ayah benar-benar membuat sang anak lega dan merasa bebas.
Mengakui kesalahan adalah awal dari sebuah perbuatan besar, dan mempertanggungjawabkan kesalahan adalah langkah menuju kebahagiaan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment