Monday, August 7, 2017
Terinspirasi Lendir Siput, Ilmuwan Ciptakan Lem untuk Organ Tubuh Manusia
Inspirasi bisa datang dari mana saja, termasuk siput yang ada di halaman rumah. Sekelompok peneliti baru saja menciptakan lem yang fleksibel, tetapi tangguh, untuk organ dan jaringan tubuh manusia setelah terinspirasi oleh lendir siput.
Sebelum Anda bingung, perlu diketahui bahwa lem dengan kualitas medis memang sudah ada dan digunakan untuk memperbaiki jaringan tubuh. Namun, lem tersebut masih memiliki banyak kekurangan, termasuk mudah robek, kurang lengket, beracun bagi sel, dan sulit digunakan pada permukaan yang basah.
Oleh karena itu, Jianyu Li, seorang peneliti dari Harvard University, bersama kolega pun menciptakan lem yang lebih kuat, tidak beracun bagi sel, dan dapat digunakan pada jaringan yang sedang bekerja dan basah akan darah.
“Intinya, kita menyelesaikan semua masalah yang ada pada lem sebelumnya,” ucap Li kepada The Guardian 27 Juli 2017.
Dipublikasikan dalam jurnal Science, Li dan kolega mengungkapkan bahwa ide tersebut muncul setelah mereka mengamati bagaimana seekor siput Eropa, Arion subfuscus, mempertahankan dirinya dari predator dengan menggunakan lendir yang terdiri dari protein bermuatan positif.
Untuk meniru lendir tersebut, para peneliti mencampurkan polimer bermuatan positif dengan hydrogel yang berbahan dasar air. Polimer tersebut berfungsi untuk menciptakan ikatan dengan hydrogel dan jaringan biologis yang akan dilem. Sementara itu, hydrogel tidak hanya membantu menambah fleksibilitas, tetapi juga menjaga lem agar tidak mudah retak.
Dibantu dengan senyawa lain yang membantu pengikatan, para peneliti menemukan bahwa lem tidak hanya merekat pada kulit, tetapi juga tulang rawan, jantung, pembuluh darah, dan hati yang masih bekerja dan bersimbah darah. Lem tersebut bahkan bisa melar hingga 14 kali ukuran aslinya sebelum berhenti bekerja.
Lalu, dalam bentuk injeksi, lem juga dapat digunakan untuk menutup lubang pada jantung babi dan menghentikan pendarah pada tikus. Walaupun jantung terus berdetak, lem mampu bertahan hingga puluhan ribu siklus detak jantung tanpa menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Lem Li dan kolega juga lebih kuat daripada lem medis generasi sebelumnya, walaupun tidak secara langsung dan membutuhkan waktu untuk membangun ikatan. Karakteristik ini, menurut para peneliti, akan membantu ahli bedah ketika meletakkan dan mengatur posisi jaringan.
Sayangnya, lem Li dan kolega tidak akan bisa langsung digunakan di dunia nyata tanpa pengujian lebih lanjut. David Mooney, penulis lain yang juga dari Harvard University, bahkan berkata bahwa perkiraan waktu mereka sekitar beberapa tahun.
Akan tetapi, dia berkata bahwa keberhasilan ini adalah perkembangan lem medis yang sangat menarik. “Studi ini menunjukkan bahwa lendir siput bisa menginspirasi rancangan lem baru. Selain itu, lem ini juga membuktikan keunggulannya dibandingkan lem medis yang ada saat ini,” ujarnya.
[Kompas]
Labels:
KESEHATAN
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment