Tahun 2013 akan segera berakhir. Banyak produk teknologi yang muncul pada tahun ini, dan tak sedikit produk teknologi yang punah alias tutup. Beberapa yang hilang adalah mesin pencari Altavistas, Google Reader, dan legenda pemutar musik Winamp.
Melansir Mashable, banyak kematian produk teknologi berkualitas terbaik dan masih banyak peminatnya, seperti Google Reader, HTC One, dan iPhone 5.
Tapi, itulah potret produk teknologi. Meninggalkan produk lama dan segera membuat produk baru yang lebih canggih adalah lumrah. Dan, masyarakat harus mengucapkan selamat tinggal untuk produk masa lalu yang mungkin banyak kenangan.
Dari puluhan bahkan ratusan produk yang gulung tikar, ada beberapa produk yang menjadi sorotan. Berikut 10 produk teknologi yang terpaksa harus meninggalkan penggunanya.
1. HTC One
Pada April 2013, Facebook memutuskan untuk memperluas usaha di ponsel dengan meluncurkan aplikasi baru di Android, yaitu Facebook Home. Meski aplikasi Facebook Home bisa digunakan di berbagi perangkat Android, tapi debut aplikasi itu muncul melalui produk HTC One.
Sayang, aplikasi Facebook Home dan HTC One tidak mendapat sambutan meriah. Sepi tak bergema. Aplikasi Facebook Home tetap ada, tapi ponsel HTC One menjadi salah satu ponsel berumur terpendek, karena HTC langsung meluncurkan produk yang lebih baru: HTC One X.
2. iPhone 5
Pada September 2013, Apple merilis dua ponsel pintar terbarunya, iPhone 5S dan 5C yang warna-warni. Selain warna casingnya semarak, iPhone 5C pada dasarnya memiliki spesifikasi yang sama dengan iPhone 5, hanya saja ada perbedaan pada kualitas kamera.
Akibat memiliki spesifikasi yang sama, Apple terpaksa menyetop produksi iPhone 5. Umur iPhone 5 sangat pendek, masih kalah dari iPhone 4S yang masih diproduksi.
3. Winamp
Sebelumnya iTunes hadir di jagat pemutar musik digital, Winamp telah melegenda di hati para penikmat musik. Kemampuannya dapat memutar CD, MP3, dan radio di komputer, serta memiliki tampilan antar muka yang menarik.
Tapi, seiring berjalannya waktu, Winamp kalah bersaing. Alat pemutar musik itu tidak akan lagi tersedia untuk diunduh setelah 20 Desember 2013. Sebentar lagi, Winamp yang berumur 15 tahun itu akan menjadi kenangan dan bahan cerita untuk generasi anak-cucu.
4. Turntable.fm
Pada akhir 2011, Turntable.fm diluncurkan sebagai startup untuk berbagi musik antarpengguna dan memungkinkan para DJ memainkan turntable virtual.
Sayang, pada November 2013, Turntable.fm mengumumkan untuk menutup layanan untuk selamanya. Per 2 Desember 2013, Turntable.fm resmi tidak bisa digunakan lagi dan menjadi aplikasi kenang-kenangan para DJ.
5. MySpace Classic
Pada Juni 2013, MySpace meluncurkan kembali produk barunya MySpace Classic. Produk baru itu memiliki fokus besar untuk layanan musik. Sangat berbeda dengan bentuk MySpace yang sebagai jejaring sosial di tahun 2000-an.
Sayangnya, di MySpace Classic, semua konten lama pengguna, dari foto, entri blog, komentar, dan pesan telah hilang. Semua di-reset menjadi baru. Itu membuat pengguna kecewa lantaran kehilangan kenangan-kenangannya di masa lalu.
Meski sudah ditinggal para penggunanya, My Space Classic masih bisa diakses. Diperkirakan akan benar-benar hilang mulai awal tahun depan.
6. AltaVista
Pada Juli 2013 lalu, Yahoo resmi menutup layanan Alta Vista. Pada masa jayanya di akhir era ’90-an, Alta Vista adalah salah satu pelopor mesin pencarian di dunia maya berbasis web 1.0.
Situs yang beroperasi sejak 1995 itu merupakan salah satu mesin pencarian pertama yang punya konten indeks situs signifikan. Keberadaannya sangat populer sebelum Google meledak di awal era 2000-an.
7. Lavabit dan Silent Circle
Layanan e-mail terenkripsi, Lavabit dan Silent Circle, telah ditutup. Penutupan itu diduga disebabkan oleh khawatir terhadap tindakan National Security Agency (NSA) yang meminta data penggunanya.
Sebelumnya, diketahui Edward Snowden berkomunikasi dengan wartawan harian The Guardian, Glen Greenwald, dalam hal pemberitahuan isu penyadapan dengan menggunakan e-mail yang terenkripsi Lavabit dan Silent Circle.
Lalu, pada Agustus 2013 pendiri Lavabit memilih menutup layanan daripada memenuhi permintaan federal Amerika Serikat untuk menyerahkan data-data penggunanya. Tak lama kemudian, Silent Circle juga mengikuti jejak Lavabit untuk gulung tikar.
8. Google Checkout
Pada tahun 2006, Google meluncurkan Google Checkout dalam upaya bersaing dengan PayPal di dunia pembayaran atau transaksi online. Tapi sayang, layanan itu tidak pernah diberlakukan untuk melakukan pembayaran online oleh Google.
Lalu, pada tahun 2011, Google Checkout digabungkan dengan Google Wallet sebagai sarana untuk menerima dan melakukan pembayaran via Web. Tapi, pada bulan Mei lalu, Google memutuskan untuk menutup layanan Checkout, kecuali digunakan untuk transaksi di Google Play.
9. Blockbuster Video
Blockbuster merupakan layanan penyedia film sewaan asal Australia. Sayangnya, Blockbuster masih sulit menembus pasar AS karena memiliki saingan Netflix yang berbasis Internet dan kios rental Redbox.
Karena sulit meledak di AS karena “dibendung” Netflix, Blockbuster resmi menutup layanannya per Januari 2014.
10. Google Reader
Pada Maret 2013 lalu, Google mengumumkan akan mematikan sejumlah layanan dalam rangka “bersih-bersih” tahun ini. Salah satu yang menjadi korban adalah Google Reader, aplikasi aggregator berita berbasis RSS buatan Google.
Lalu, per 1 Juli 2013, Google resmi mematikan aplikasi Reader. Untuk menyampaikan pesan ini pada penggunanya, Google telah membuat notifikasi pesan berupa pop-up window pada layanan Google Reader.
Di sana tertulis pesan, “Google Reader will not be available after July 1, 2013.” Kini, rata-rata pengguna Google Reader migrasi ke layanan yang sangat mirip, yaitu Feedly.com.
No comments:
Post a Comment