Sunday, August 4, 2013
Mourinho: Madrid Klub Politik
Meninggalkan Real Madrid di akhir musim 2012-13, Mourinho menyebut mantan klubnya tersebut sebagai klub politik. Pelatih 50 tahun itu mengungkapkan setiap keputusan yang dibuat manajemen klub syarat akan muatan politik.
Mourinho terpaksa meninggalkan kursi kepelatihan El Real lantaran tak satu pun memberi gelar di akhir musim lalu. Madrid harus merelakan gelar juara La Liga jatuh ke tangan Barca, dan kalah di partai final Piala Raja Spanyol melawan Atletico Madrid.
"Madrid adalah sebuah politik, Madrid bukan tentang sepak bola, Madrid bukanlah tentang olahraga, tetapi tentang hal-hal di sekelilingnya," ungkap Mourinho kepada ESPN.
Sempat menorehkan rekor fantastis di tahun keduanya, Mou menyadari kalau manajemen klub lebih peduli dengan hal di luar prestasi klub.
"Di tahun kedua (Sebagai pelatih), kami memenangkan Liga. Kami menjadi tim terbaik dalam sejarah Spanyol, kami mengumpulkan 100 poin, kami mencetak 121 gol dan tahun ketiga adalah tahun pemilihan utama."
"Pemilihan di klub berarti banyak hal dan kami berada di tengah hal yang tak normal dan hanya orang-orang dalam yang mengerti apa hal tersebut," ia menambahkan.
Meski sempat mengamankan gelar Piala Super Spanyol yang diraih awal musim 2012-13 setelah mengalahkan Barcelona, Mou menilai gelar itu bukanlah suatu yang perlu dibanggakan.
"Musim ini kami tidak begitu buruk. Kami mencapai final Piala Raja. Meski kalah, tapi kami mencapai final. Kami juga mencapai semifinal liga Champions sehingga musim ini tak begitu buruk."
"Tapi menyelesaikan musim hanya dengan Piala Super Spanyol tak cukup bagi saya," katanya menutup.
Posisi Mou di Real Madrid digantikan oleh mantan pelatih PSG Carlo Ancelotti.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment