Teknologi antarmuka yang disebut The Eye Tribe ini, dibuat
oleh mahasiswa PhD dari IT University of Copenhagen.
Dengan memakai teknologi infrared, algoritma khusus The Eye
Tribe bisa melacak letak pupil mata pengguna, seakurat saat jari menyentuh
layar tablet. Bedanya, gerak mata lebih cepat dari pada gerak jari.
Ternyata, pupil kita sama seperti sidik jari, khas dan tak
ada yang memiliki corak yang sama. Sehingga, pandangan mata bisa dijadikan
sarana untuk masuk (log in) pada setiap akun.
Dengan The Eye Tribe, memungkinkan mata mengontrol perangkat
dan memungkinkan navigasi handsfree pada website, game dan aplikasi. "Apa
yang kami tunjukkan saat ini hanyalah puncak gunung es dari apa yang bisa
dilakukan dengan kontrol mata," kata pendiri The Eye Tribe, Sune Alstrup
Johansen. The Eye Tribe ingin menyediakan teknologi kontrol mata untuk
perangkat konsumen pasar massal dengan menjual lisensi teknologi bagi produsen.
The Eye Tribe dimulai tujuh tahun saat empat pendiri bertemu
di jurusan IT University of Copenhagen. Mereka berambisi membuat kontrol mata
bisa tersedia untuk semua orang dengan harga terjangkau. Setelah menyelesaikan
PhD empat pendiri mereka membeli IP dari Universitas dan membentuk The Eye
Tribe.
Mereka tampil dalam ajang StartupBootcamp Eropa 2011.
Setahun kemudian menerima investasi dari investor swasta Eropa sebesar US $ 1
juta. Pemerintah setempat juga ikut mendanai sebesar US $ 4,4 untuk
mengembangkan kontrol mata pada perangkat mobile.
Dengan temuan baru ini, maka interface perangkat akan
berubah banyak. Pengembang game, aplikasi dan software bisa memakai The Eye
Tribe untuk menggunakan teknologi ini. Software Development Kit (SDK) bagi
pengembang akan datang ke Android pada Juni nanti.
No comments:
Post a Comment